Soe Hok Gie, Sekali Lagi..

Buku, Pesta dan Cinta di Alam Bangsanya

Soe Hok Gie.
Oke, kali ini aku mau review buku tentang Soe Hok Gie. Udah pada tau dong Soe Hok Gie itu siapa. Kalo nggak tau, cari sendiri deh di Google. 

Oke, aku langsung aja yes. 

Jadi..

Buku ini menceritakan tentang biografi seorang Soe Hok Gie. Soe Hok Gie sendiri, dia dikenal sebagai seorang penulis, aktivis, petualang, dan seorang intelektual yang menempuh pendidikan sarjananya di Universitas Indonesia.

Biografi yang disampaikan dalam buku ini berupa ulasan-ulasan mendalam dari para sahabat Gie sendiri, orang-orang terdekatnya, saudara kandungnya, bahkan juga ada beberapa ulasan dari orang-orang yang hanya mengenal Gie dari tulisannya saja. Buku ini akan membawa kita untuk mengenal Gie dari banyak sudut pandang.

Cerita dalam buku ini diawali dengan kisah perjalanan Gie ke puncak Mahameru hingga dia menghembuskan nafas terakhirnya di sana bersama Idhan Lubis, salah satu rekan pendakiannya waktu itu. Memang tidak ada yang pernah menyangka sebelumnya bahwa Gie akan pergi secepat itu dengan kisah kematian yang begitu dramatis. Dia meninggal sehari sebelum hari ulang tahunnya yang ke-27 di tempat abadi para dewa. Gie bersama Idhan Lubis menghadap pada keabadian bersama langkah yang mereka pilih. Abadilah mereka di sana dengan bersama dengan keabadian Eidelwes dan kisah hidup mereka yang selalu menjadi cerita bagi banyak orang, hingga saat ini.

Dalam dikisahnya diceritakan bagaimana perjalanan pada pendakian Gie saat itu, perselisihan Gie dengan salah seorang kawannya pada saat pendakian akan dimulai, hingga proses evakuasi yang banyak memakan waktu dan begitu dramatis.

Hingga terus ke belakang, cerita terus berganti-ganti sesuai dengan pengulasnya. Sahabat-sahabat Gie, orang-orang terdekatnya, saudaranya, perempuan-perempuan yang pernah dikabarkan dekat dengan Gie, catatan-catatan Gie sendiri, surat-suratnya, hingga kisah yang menceritakan bagaimana suasana zaman yang dihadapi Gie waktu itu. Semuanya diulas dengan sangat baik hingga pembaca bisa terbawa dalam emosi cerita.

Semakin kebelakang cerita semakin menarik. Aku menyadari banyak hal yang baru, seperti bagaimana pemerintahan Soekarno yang diceritakan dalam buku ini. Bagaimana pemberontakan-pemberontakan zaman dulu itu meledak dan membakar emosi pemuda. Tentang para mahasiswa yang menyimpan semangat yang berapi-api untuk sebuah perubahan negeri. Tentang kemerdekaan Indonesia dan rakyatnya yang masih memakan mangga yang diperoleh dari mengorek di tempat sampah. Tentang PKI dan kisahnya terus dihinakan hingga saat ini. Tentang Soekarno, pembaca teks proklamasi dan pembakar semangat rakyat yang terus dikultuskan hingga saat ini.

Dari buku ini aku banyak menemukan fakta sejarah yang tidak pernah sepenuhnya membeberkan kebenaran secara lugas dibuku sejarah yang biasa kita pelajari di bangku sekolah. Di buku sejarah SD hingga saat ini, Soekarno seolah adalah orang yang paling berjasa untuk negeri ini untuk membuka kemerdekaan dan mengumandangkannya. Memang benar. Tapi kenyataan yang aku tangkap dalam buku ini, “Dia punya segudang cerita tentang sosok Soekarno yang humanis, humoris, dan juga pecinta seni sejati. Namun ayah juga mengatakan, apa yang terjadi pada Soekarno sangatlah tragis.” – Ini kutipan kalimat yang aku dapet dalam buku ini. Soekarno tidak berhasil mempertahankan harkat dan martabatnya sendiri di akhir usianya. Tapi bagaimanapun Soekarno adalah salah satu dari banyak pahlawan yang membawa Indonesia pada kemerdekaan yang telah gugur mendahului kita sehingga doa akan terus mengalir kepadanya dan kepada para pahlawan lainnya.

Banyak banget yang aku dapet dalam buku ini. Menurutku, buku ini asik banget buat di baca, sih.
Sebelumnya, aku emang udah tau sedikit kisah tentang Soe Hok Gie. Aku baru tau tentang namanya sejak aku duduk di bangku SMA dan tergabung dengan kelompok pecinta alam sekolah. Nama Soe Hok Gie emang sangat familiar dengan orang-orang yang bergerak di bidang kepetualangan khususnya kepecintaalaman.  Karena di Indonesia sendiri, Gie dikenal sebagai pencetus terbentuknya organisasi pecinta alam di Indonesia. Dia mengawalinya dengan membentuk Mahapala UI yang berawal dari hobinya mendaki gunung.

Bagiku pribadi, Soe Hok Gie ini adalah sosok yang keren abis. Dari membaca buku ini, aku yakin banget Soe Hok Gie ini pasti orangnya maco banget. Karena definisi maco buatku itu bukan dia yang berotot besardan terlihat sangar, tapi dia yang mempunyai rasa tanggung jawab besar atas kepentingan orang lain. Itu maco menurutku sih, dan Soe Hok Gie berhasil jadi cowok maco versiku

Dia adalah seorang gentlemen sejati yang memasrahkan dirinya pada dekapan Semeru dan berakhir di lembah Madalawangi, Pangrango. 


Semoga bermanfaat.
Ciluk dah..  




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-jenis Mahasiswa Saat Dalam Kelas

Semester Rawan Kecelakaan

Zaman Sial