Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

MENGEJAR MATAHARI BROMO

Gambar
Sumpek, bosen, muak, males, gabut, gak jelas. Gini-gini aja hidup aku akhir-akhir ini. Kuliah-nyantri, kuliah-nyantri, kuliah-nyantri. Kuliah udah mulai gak asik, tugas di mana-mana, makalah, PPT, jurnal, laporan. MUAK. ENEK. Gini aja terus sampe hilang kewarasan. Di pesantren juga udah kurang greget.  Aku butuh refreshing. Pengen ke hutan atau ke gunung. Kemana ajalah, yang penting aku bisa melepas jenuh. Dan di tengah semua kepenatan itu, teman-teman yang baik datang menawarkan sebuah petualangan kecil ke sebuah gunung mungil yang terus menjadi primadona banyak orang. Yup, dijudulnya aja udah pada tau kan, ya. Bromo. Aku diajak ke Bromo. Yuhuuuuu Tentu saja aku langsung setuju. Apalagi mereka ngajak ke Bromonya pake motor. Mantap. Tapi, lagi-lagi aku mesti nyusun alesan yang tepat buat ‘kabur’ dari pesantren. Akhirnya aku izin pulang lagi dengan alasan di rumah lagi ada yang meninggal. Biadab banget gak, sih. Ya Allah, ampuni hambamu ini Ya Allah. Langsung, aku s

Soe Hok Gie, Sekali Lagi..

Gambar
Buku, Pesta dan Cinta di Alam Bangsanya Soe Hok Gie. Oke, kali ini aku mau review buku tentang Soe Hok Gie. Udah pada tau dong Soe Hok Gie itu siapa. Kalo nggak tau, cari sendiri deh di Google.  Oke, aku langsung aja yes.  Jadi.. Buku ini menceritakan tentang biografi seorang Soe Hok Gie. Soe Hok Gie sendiri, dia dikenal sebagai seorang penulis, aktivis, petualang, dan seorang intelektual yang menempuh pendidikan sarjananya di Universitas Indonesia. Biografi yang disampaikan dalam buku ini berupa ulasan-ulasan mendalam dari para sahabat Gie sendiri, orang-orang terdekatnya, saudara kandungnya, bahkan juga ada beberapa ulasan dari orang-orang yang hanya mengenal Gie dari tulisannya saja. Buku ini akan membawa kita untuk mengenal Gie dari banyak sudut pandang. Cerita dalam buku ini diawali dengan kisah perjalanan Gie ke puncak Mahameru hingga dia menghembuskan nafas terakhirnya di sana bersama Idhan Lubis, salah satu rekan pendakiannya waktu itu. Memang tida

5 Hal Yang (Juga) Penting Dibawa Saat Traveling

Gambar
Hoyaaa para musafir. Kali ini aku mau bahas hal-hal yang bisa jadi penting buat dibawa pada saat traveling. Menurut kalian, apa yang kira-kira penting dibawa buat traveling? Baju ganti, duit, kamera, tenda, sabun, bedak, gincu, kapak, teka-teki silang,  jiwa dan raga, kancut, atau janda beranak tiga? Pada prinsipnya, saat traveling itu pastinya yang penting-penting aja ya yang mesti dibawa. Apalagi alasannya kalo bukan untuk efisiensi perjalanan. Dan aku yakin kalian pasti punya prioritas pribadi untuk apa-apa s aja yang pengen kalian bawa pada saat traveling. Mau kalian bawa obor kek atau bawa panci sama kompor-kompornya sekalian sama tabung gasnya kek, itu semua terserah kalian. Gimana enaknya aja. Tergantung prioritas perjalanan kalian. Yang penting perjalanan kalian tetep jalan dan gak ngerepotin diri sendiri. Ya siapa tau ada yang jalan-jalan sambil bawa panci plus kompor dan gasnya, emang niat jalan-jalan sekaligus jualan cireng atau tahu bulat. Ya intinya, kalian b

Sisi Lain Dunia Pesantren

Gambar
 PESANTREN. Apa yang pertama kali terlintas di benak kalian saat mendengar kata ‘PE-SAN-TREN” ? Bagiku pribadi sebelum aku masuk ke pesantren, pesantren itu kayak penjara. Peraturan ketat, serem, gak jelas, banyak ninjanya ( Emakku pernah cerita kalo zaman dulu banyak ninja berkeliaran di pesantren. Naruto dan para Hokage kali, yah!?Hahah ) dan aku bener-bener menolak buat dijebloskan ke pesantren (dulu). Tapi gak tau kenapa sekarang aku malah masih bertahan hidup di pesantren dengan aman dan nyaman. Sementara temen-temen aku udah banyak yang pada boyong dari pesantrenku saat ini, aku malah masih fine-fine aja di sini dengan kondisi masih hidup dengan utuh tanpa tercabik-cabik. Masih aman. Di balik tembok pembatasnya yang begitu ketat, gak banyak orang tau apa aja yang ada di dalam pesantren. Aturan ketat itu pasti, kurang tidur apalagi, dapet hukuman itu lumayan buat kenang-kenangan, dan pasti dapet keluarga baru.  Saranku,, carilah jodoh dari pesantren!  Biar baro

Apa Kabar Kelud ?

Gambar
Beberapa tahun lalu, tepatnya tahun 2014, kebetulan aku masih unyu-unyu imut-imut kayak marmut menopause. Waktu itu lagi buming-bumingnya berita Kelud meletus dengan segala guncangan, kehebohan, dan beritanya yang bikin emak-emak komplek gonjang-ganjing gubrak-gubrak di kira kiamat udah nyampe depan halaman rumah mereka. Guru-guruku juga sampe bikin teori macem-macem tentang Kelud. Mulai yang dari guru Fisika sampe guru Bahasa Arab. Ah, Gelap. Aku gak paham teori-teori accidental mereka. Dan akhirnya pertengahan 2017 ini aku baru bisa berkunjung ke Kelud. Iseng aja sih, pengen liat keadaan Kelud pasca letusan 3 tahun lalu. Dan.. Jreng.. jreng.. Kelud zaman now. Habis ini aku pake rok kok. Hhh.. Ternyata Kelud saat ini udah gak keliatan kalo 3 tahun lalu gunung ini pernah mengalami letusan dahsyat untuk sebuah gunung yang berukuran kecil. Kelud udah berubah jadi tempat wisata yang menjanjikan. Tapi aku gak suka. Entah kenapa. Aku merasa Kelud akan mudah ter

One More About Pare!

Gambar
Aku balik lagi dengan cerita tentang Pare.  Pare lagi.. Pare lagi..  Gak ada cerita lagi apah?  Eits, santai, bos. Bukan gak ada cerita lagi. Cuma aku masih merasa banyak hal yang masih enak dibahas tentang Pare. Sebulan aku di sana dan sedikit menyelami kehidupan orang-orang di sana, rasanya gak mungkin kalau semua itu bisa terwakilkan dengan satu tulisan aja. Sayang banget, kan. Jadi, aku mau share itu semua ke kalian. Siapa tau berfaedah. Huahaha.. Udah ah. Lanjut aja.. 17-an di Pare. Oke guys, kali ini aku pengen cerita dari sudut pandang yang berbeda tentang Kampung Inggris ini. Jadi, sebagai perkampungan kecil atau gak terlalu besar, menurutku Pare itu keren banget. Bukan karena dia punya julukan Kampung Inggris dan orang-orang di sana serba suka pake kancut Inggris (Eh..), tapi karena kampung ini mampu menjadi harapan baru bagi banyak pemuda dan para penganggur. Kenapa aku bilang begitu? Karena Pare itu memberikan banyak lapangan pekerjaan buat p