Semester Rawan Kecelakaan

Hallo.. pakabar nih? Semoga selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa ya.
Menurut kalian, melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah itu gimana, sih? Apakah, hm.. aku harus kuliah agar masa depanku lebih cerah, ataukah,  ah, kuliah ga penting-penting amat, cuma formalitas. Yang pasti setiap orang pasti punya pendapatnya masing-masing.

Kalau aku sendiri, sih, tidak menganggap kalau kuliah hanya sekedar formalitas tapi aku juga tidak menganggap bahwa dengan kuliah juga bisa menjamin masa depan kita. Terus aku kuliah buat apa? Jujur saja, aku belum tahu jawabannya. Entah, ya.

Oke, mari aku ceritakan sedikit tentang beberapa pengamalan kuliahku. Actually, sampai sekarang aku tidak benar-benar merasa nyaman dengan jurusanku. Oke, bisa dibilang aku ini korban takdir dan akhirnya masuk di jurusan yang aku gak antusias banget untuk masuk jurusan ini. Dulu pas awal-awal masuk SMA, hingga kelas dua SMA. aku belum punya pandangan nanti mau kuliah di mana, jurusan apa, apalagi memikirkan nanti aku kerja apa dan di mana. Sama sekali tidak terpikirkan. Masa SMA terlalu menyenangkan utuk dilewatkan begitu saja. Haha..

Oke. Akhirnya aku yang sangat menginginkan untuk masuk di jurusan kehutanan akhirnya 'terjerumus' di jurusan 'pertanian'. Gak jauh melenceng, sih. Masih berhubungan. Tapi masalahnya ini benar-benar jauh dari ekspektasiku. Mulai dari jurusan yang tidak aku inginkan hingga kampus yang jauh dari harapan. Dulu itu kecewanya benar-benar luar biasa dan sakitnya di mana-mana (Haha, alay). Ini kalo aku ceritain semua bisa satu episode, nih. Oke skip aja, ya. Mungkin kapan-kapan aku ceritakan.

Oke, singkat cerita, sekarang aku udah semester 6, dong. Harusnya seneng, dong. Tapi biasa aja, dong.  Rasanya malah seperti 'hidup enggan mati tak mau', gitu. Iya, jadi kayak berangkat kuliah itu udah males tapi bagaimanapun tetep harus kuliah. Kalau gak karena tanggung jawab mah, mungkin aku udah mengundurkan diri kuliah. Males banget. Aku gak tahu ini apa cuma aku yang merasakan hal-hal seperti ini atau kamu juga merasakan hal yang sama ?

Semangat ku lagi anjlok-anjloknya,cuy.
Rasanya udah males aja gitu berangkat kuliah, bosen, jenuh. Sebenarnya sudah sejak semester 5 aku merasakan gejala-gejala males kuliah. Omongan dosen seperti sudah tidak penting, terdengar seperti omong kosong. Motivasi berangkat kuliah hanya untuk memenuhi absen. Dan rasanya sudah sangat tidak betah di kelas dan nguaantuukkk banget.
Kau pikir tidur di kelas itu enak? Ya enggaklah,cuy!
Hal yang aku pikirkan setiap ada dosen menjelaskan tentang sesuatu adalah kapan dia akan menutup kelas dan kelas selesai. Aku hanya mencorat-coret buku catatan dengan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan penjelasan dosen. Kepalaku penuh dengan pikiran, kapan kelas selesai, kapan selesai, kapan selesai, kapan selesai, kapan selesai, kapan selesai, KAPAN SELESAI. SELESAI KAPAN, WOYY. Astaghfirullaaahhhhh lama banget. Gue gantuk, woy. Lapar. Pen boker. Panas dalam. Kantong kering. Bibir pecah-pecah. Rinso abis. Baju belum kering. Ya Allah.. Benar-benar sudah tidak betah dengan kelas dan rutinitas yang monoton ini.
Astistik sekali, kan? Yah, namanya juga gabutzzz.
Catatan hanya penuh dengan teori-teoriku sendiri dan rumus-rumusku sendiri, bodo amad. Penjelasan dosen hanya menguap, dan syukur-syukur kalau ada yang sempat aku catat. Ah, persetan dengan kuliah. Lulus nanti, aku jadi apa, ya? Ya Allah, ampuni Baim, Ya Allah.
Apakah ini bisa dibilang sebuah catatan kuliah (?)
Percayalah ini adalah judul BAB I.
Kadang sering pula aku habiskan waktu jam kuliah untuk tidur dan bermimpi. Haha.. benar-benar tidur dan bermimpi. Bukan hal yang mengagetkan lagi kalau tiba-tiba aku melihat status media sosial temen-temenku yang berisi foto atau videoku yang lagi tidur di kelas. Tapi gni-gini aku juga rajin mencatat loh, mencatat liburan nanti aku pengen main ke sana.. ke sini.. ke manapunlah.. Ya berkhayal aja yang jauh. Omongan dosen, yah menyublim aja ke udara. Yah, dari pada aku kembali tidur lagi. Hahahaha

Ah, pokoknya semester-semester ini penuh dengan tantangan banget, tantangan untuk menaklukkan hal-hal negatif dalam diri. Untuk kita yang bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi harusnya lebih banyak bersyukur, ya. Udah susah-susah buat kuliah, malah gak bersyukur, malah males-malesan. Mau lu apa? Heh..

Jadi sebenarnya itu bukan perihal apakah kuliah itu penting atau tidak penting atau apakah kuliah itu hanya sekedar formalitas atau tidak. Tapi tentang bagaimana kita yang sudah kuliah bisa memaksimalkan hal itu untuk bekal bagi diri kita sendiri untuk menghadapi masa depan. Yegak? Tapi ya tetep aja kalo udah masuk kelas, mata ku langsung berat.  Males aja gitu bawaannya. Ya Allah..

JANGAN MALES, WEY. NGEBANGKEK AJA LU. GIMANA NEGERI INI MAU MAJU KALAU PEMUDANYA NGEBANGKEK MULU. INGAT EMAK-BAPAK LU DI RUMAH, BANGKEK. Astagfirullah.. #Selfreminder.

Ah, tulisan apa ini.. maafkan aja, ya. Bagaimanpun semoga tetap memberikan manfaat dan tetap semangat, teman-teman.

Kalau ada hal yang ingin kamu bagi, silakan komen aja di bawah, ya. Semoga juga memberikan manfaat untuk yang lain. 

Oke, sampai jumpa di tulisan yang lain. Jangan kapok. Babaiiyyyyy

Komentar

  1. Balasan
    1. Terima kasih sudah membaca Entah kenapa, setiap komentar, apapun itu, selalu menjadi menyemangati untuk terus menulis dan berkarya. Terima kasih, kawan. πŸ™

      Hapus
  2. Fenomena seperti itu memang wajar terjadi di fase kita saat ini. Menurutku, mungkin yang bisa membangkitkan semangat lagi adalah dengan kita melakukan hal-hal yang kita sukai di samping kuliah itu. Misalnya, kayak Penulis kan suka jualan nih, punya produk abon, juga jualan di kantin kampus, nah kegiatan seperti itu yang seharusnya bisa meningkatkan semangat penulis lagi (ya walaupun bukan berkaitan dengan kuliah) . Karena menurutku (lagi), dengan hal seperti itu bisa membangkitkan semangat kita lagi, ya setidaknya mungkin ada 0,000001 % atau yaa syukur-syukur 1% biar kita semangat lagi untuk kuliah hehehe..
    Mungkin sedikit tambahan, yg bakal buat kita jadi semangat kuliah lagi dengan melakukan jualan tsb itu bisa menceritakan pengalaman/kegiatan kita di masa kuliah untuk generasi anak-cucu kita :D Semangaattt (apakah ada kata lain untuk nyemangatin orang lain selain kata semangat? :,D)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah, terima kasih banyak, kawan. Bener banget. Kalo kita kuliah hanya menjalankan rutinitas yg itu2 aja tanpa kita saling sesuatu yg tidak kita sukai, alamat, InsyaAllah tewas tengah jalan kuliahnya. Hehe..
      Anw, tahu bgt deh sama bisnis yg aku rintis. Tapi sekarang bisnis itu redup, sama-sama hidup enggan mati tak mau. Haha
      Tapi apapun yg terjadi, ya tetep semangat. Udah tinggal dikit lagi finish. Hihi
      Semangat semangat anak mudaaa πŸ™πŸ˜πŸ€—

      Hapus
  3. Yah namanya juga idup, kadang dibawah yg malesnya super gabutz banget, kadang diatas yg semangatnya ngalah"in orang yg giat belajar. Pokok jalani apa yg ada ajalah.πŸ˜ƒ

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha.. iya begitulah hidup.. hidup.. Ya itu lah yg orang tua bilang hidup itu berputar, nak. Jangan cepat puas dan jangan pula cepat menyerah. Yegak?
      Semangat selalu Nobi. πŸ€ŸπŸΏπŸ˜πŸ€—

      Hapus
  4. Lakukan semua dengan bismillah demi yang terbaik. Jangan pernah lupakan kanan kiri kita pasti ada sebuah cobaan dan ujian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas komentarnya, kawan. Sebuah reminder yg baik. Memang perlu untuk terus diingatkan kembali untuk terus berlaku baik dan tegar, apapun yang terjadi. :) 😊🀟🏿

      Hapus

Posting Komentar

Katakan sesuatu !

Postingan populer dari blog ini

Jenis-jenis Mahasiswa Saat Dalam Kelas

Zaman Sial