Fakta Menarik Dari Kampung Inggris, Pare



Pernah gak kalian mendengar istilah Kampung Inggris? Pernahlah, pernahdong. Iya, itu. Sebuah kampung yang semua orang di sana, dari tukang becak sampe pengemis, katanya pake kancut dari Inggris semua. #Lah. Ya enggaklah. Ngaco aja.

Jadi bagi kalian yang belum tahu, Kampung Inggris itu adalah sebuah perkampungan yang banyak banget tempat kursus bahasa Inggris dan rata-rata semua orang di situ emang dianjurkan untuk menggunakan bahasa Inggris saat beraktivitas. Getoh.

Kemarin aku sempet ke sana buat nyari cogan. Eh. Enggak ding. Ya buat nyari ilmulah. Ini pertama kalinya aku ke sana. Sebulan doang, sih. Tapi selama sebulan di sana gaku menemukan banyak hal menarik dari Kampung Inggris ini yang akan aku bahas ditulisan ini. Awalnya sih aku kasih judul tulisan ini dengan “HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI DI KAMPUNG INGGRIS”, karena di hari pertama aku di sini, aku udah dapet kesan yang gak enak di sini. Tapi seiring berjalannya waktu, aku akhirnya sadar kalo tempat ini banyak asik juga.

Ya okelah. Langsung aja ke hal-hal menarik di Kampung Inggris versi ke-sotoy-anku.
  1. Awal Mula Adanya Kampung Inggris
Jadi berdasarkan cerita-cerita orang yang udah berpengalaman lama di sini, awal mula banyaknya kursusan bahasa Inggris di sini itu karena katanya dulu itu pernah ada orang yang membangun kursusan bahasa Inggris di sini, namanya Mr. Kalend. Dan setelah itu, murid-murid yang udah tamat dikursusan Mr. Kalend itu malah ikutan bangun kursusan juga. Begitu seterusnya dan seterusnya. Untungnya sih Mr. kalend gak keberatan. Jadi kursusan-kursusan di sini terus beranak pinak, dan akhirnya jadi banyak deh sampe sekarang.

Di sini emang banyak banget kursusan, dari bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Jepang, bahasa manusia, sampe bahasa komputer juga ada.

2. Tidak Ada Campur Tangan Pemerintah

Kampung Inggris ini kan udah kesohor kemana-mana kan, ya. Tapi, tau gak sih? Kampung Inggris ini berkembang tanpa campur tangan pemerintah, katanya. Karena apa? Nih lagi-lagi berdasarkan cerita temenku, pemilik kursusan pertama di sini, Mr. Kalend, dulunya pernah didatengin oleh pemerintah setempat untuk dikasih bantuan.

“Mr. Kalend, saya akan membantu. Mr. Kalend boleh meminta apa saja untuk kemajuan kursusan ini.” Kira-kira begitulah pemerintah setempat menawarkan bantuan ke Mr. Kalend.
Tapi Mr. Kalend menolak,  guys. Karena.. tau sendiri lah. Kalau tempat kayak Kampung Inggris ini punya campur tangan dengan pemerintah, ujung-ujungnya pasti akan dihakmilikkan oleh pemerintah. Iya, nggak?  Dan kalo udah jadi hal milik pemerintah, ya gitu, UUD, ujung—ujungnya pasti duit. Apalagi kalo udah masuk ke pemerintahan, ujung-ujungnya masuk unsur politik di dalamnya, dan penuh dengan intrik, dan penuh dengan gelitik, dan aku geli dengan tulisan begini.

Sebenarnya kalau pemerintah mau membantu, istilahnya bener-bener membantu, aku yakin Kampung Inggris ini bisa menjadi aset daerah bahkan aset negara. Iyalah. Orang yang dateng ke sini itu banyak banget, dari berbagai daerah, berbagai ras dan suku, tua muda, dari anak-anak sampe yang beranak, bahkan dari luar negeripun ada yang ke sini untuk belajar bahasa Inggris.

3.  Keunikan Tiap Kursusan

Di Pare itu adalah surga bagi orang yang bener-bener pingin belajar. Kursusan ada di mana-mana dan tiap kursusan pasti punya metode sendiri supaya peserta kursusnya bisa cepat paham berbahasa Inggris. Istilahnya, mereka punya kurikulum sendiri yang mereka praktekkan sendiri pada peserta kursusnya.

Macem-macem sih caranya dan bisa dikatakan unik juga menurutku.
Ada yang membuat sistem hafalan vocab dengan dibuat lagu shalawatan. Ada yang membuat sistem belajar speaking dengan mewawancarai orang-orang yang ada di jalan. Ada yang belajar di Cafe, di kosan, sampe di sawah. 

Btw, mereka lagi belajar Bahasa Inggris ya, bukan penyuluhan imunisasi. Hehe..
Pernah juga aku liat orang yang disuruh ngafalin sesuatu, entah apa itu -yang pasti berbahasa Inggris- di pinggir jalan. Iya, jadi si penghafal ada di seberang jalan yang satu, dan yang menyimak ada di seberang jalan di hadapannya. Gak peduli orang yang lewat berseliweran atau enggak, atau yang lewat adalah motor, mobil, atau pesawat terbang, atau kapal Titanic, yang penting hafalkan! Ya tentunya harus dengan suara yang keras, karena kalau enggak, ya gak bakal kedengeran ke seberang. Katanya itu sekaligus untuk melatih mental, sih.

Selain punya metode yang berbeda, tiap lembaga kursus juga punya kespesifikan materi yang akan di ajarkan. You get my point? Ya, jadi tiap lembaga itu punya hal yang menonjol dari lembaganya. Misalnya lembaga A enak buat belajar grammar, lembaga B enak buat belajar speaking, lembaga C enak buat ini-itu, dan seterusnya. Walaupun gak sedikit juga lembaga yang menawarkan paket lengkap, tapi pasti ada satu yang menonjol dari lembaga itu. Jadi intinya, tiap lembaga kursus punya ciri khasnya sendiri. Tinggal gimana kitanya aja, mau belajar apa dan bagaimana.

Nih, aku sama temenku dicegat buat di wawancara Bahasa Inggris. Katcaau.
4. Tiap Rumah Adalah Kosan atau Warung



Jadi di Pare, kalian gak perlu susah-susah nyari kosan, soalnya aku lihat di sini kayaknya tiap rumah membuka jasa kosan. Dan kosan di sini itu relatif murah. Kemarin aja aku dapet kosan yang murah dengan fasilitas yang lengkap banget. Enaklah pokoknya. Tapi tetep pinter-pinternya kalian aja milih kosan.

Oiya, di sini juga ada beberapa kosan yang bekerja sama dengan beberapa lembaga kursus. Jadi, kosannya itu punya nama sendiri yang dipatenkan sebagai bentuk kerja sama dengan sebuah lembaga kursus. Misalnya kosan yang aku tempati waktu itu, namanya ‘Feminim’. Jadi kalo kalian ikut program di lembaga kursus yang udah punya kerja sama kosan, kalian udah gak perlu pusing-pusing banget buat nyari kosan. Dan ada juga yang memfungsikan kosan ini sebagai camp bagi beberapa lembaga kursus. Yeah, i mean, itu bentuknya kosan tapi di dalamnya ada kegiatan dan program di dalamanya. Jadi, kita ngekos tapi gak cuma numpang makan dan tidur aja, tapi tetep belajar. Makanya aku bilang di sini nuansa belajarnya kental banget sekental susu manis Indo-tiiit. Soalnya aku liat, hampir tiap bangunan di sini punya fungsi sebagai tempat belajar, guys. Serulah pokoknya. 

Nah, untuk masalah warung dan makanan atau makanan dan warung, kalian juga gak perlu khawatir. Di sini banyak banget warung buat beli makan, jus, kopi, mia ayam, bakso, bahkan ‘bakso cinta es degan’ aja ada di sini. Don’t worry-lah!

Di sini juga ada kosan yang sekaligus ada warungnya, kayak kosanku waktu itu. Harga makanannya juga standar. Pas-lah buat kantong pelajar.
Dan buat kalian yang suka nongki-nongki syantik, kalian gak perlu khawatir. Di sini banyak banget tempat untuk nongkrong, Cafe, warung rasa Cafe, atau Cafe rasa warung, atau Cafe-cafe-an. Cafe-cafe di sana juga unik-unik, punya ciri khas masing-masing, ada yang Cafe grammar, ada Cafe gaul, macem-macemlah.

Tinggal milih dah. Banyak banget tempat nongkrong di sini. Dan asiknya lagi, tiap tongkrongan juga bisa menjadi tempat yang asik buat ngomongin soal kopi, musik, kentut, pacar, utang, tugas, dan masa depan.

5. Sewa Sepeda dan Motor

Jangan khawatir bagi kalian yang tempat kursusnya jauh dari kosan atau kalian yang pengen jalan-jalan tapi gak ada kendaraan. Di Pare banyak banget tempat penyewaan sepeda, sepeda motor, dan mobil, dan harganya relatif murah. Tergantung tempat penyewaannya, sih.  Ada yang murah dan ada juga yang murah banget. Pinter-pinternya kalian aja but nyari yang murah. Kalo beruntung, kalian bisa dapet yang murah banget. Jaminannya cukup KTP aja

Tempat ini menurutku asik bangetlah buat belajar. Apalagi cuma mau nyari cogan, beh. Mau nyari cogan yang jualan cilok sampe nasgor juga banyak. Haha..

Buang sampah ke tempatnya, wooy!

Sebenarnya masih banyak hal asik yang pengen aku ceritain. Tapi berhubung tulisan ini udah panjang bener, jadi aku skip ke tulisan selanjutnya. Oke? Sip.
Okelah, sekian dulu, terima kasih.

Ciluk Daah..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-jenis Mahasiswa Saat Dalam Kelas

Semester Rawan Kecelakaan

Zaman Sial