One More About Pare!

Aku balik lagi dengan cerita tentang Pare. 
Pare lagi.. Pare lagi.. 
Gak ada cerita lagi apah? 

Eits, santai, bos. Bukan gak ada cerita lagi. Cuma aku masih merasa banyak hal yang masih enak dibahas tentang Pare. Sebulan aku di sana dan sedikit menyelami kehidupan orang-orang di sana, rasanya gak mungkin kalau semua itu bisa terwakilkan dengan satu tulisan aja. Sayang banget, kan. Jadi, aku mau share itu semua ke kalian. Siapa tau berfaedah. Huahaha..

Udah ah. Lanjut aja..

17-an di Pare.
Oke guys, kali ini aku pengen cerita dari sudut pandang yang berbeda tentang Kampung Inggris ini. Jadi, sebagai perkampungan kecil atau gak terlalu besar, menurutku Pare itu keren banget. Bukan karena dia punya julukan Kampung Inggris dan orang-orang di sana serba suka pake kancut Inggris (Eh..), tapi karena kampung ini mampu menjadi harapan baru bagi banyak pemuda dan para penganggur.

Kenapa aku bilang begitu?

Karena Pare itu memberikan banyak lapangan pekerjaan buat pemuda-pemudinya. Walaupun dipenjabaran sebelumnya udah aku sampaikan kalau Kampung Inggris itu gak ada campur tangan pemerintah, tapi prospek pekerjaan di sini besar sekali, guys. Bukan hanya pekerjaan ringan seperti jualan cilok atau jualan mi ayam yah, tapi juga pekerjaan yang bisa dikatakan ‘lumayanlah’ untuk seukuran anak-anak lulusan SMA. Misalnya menjadi tutor untuk lembaga-lembaga kursus di sana. Banyaknya lembaga kursus di sana dapat memberikan harapan bagi orang-orang yang sempat singgah di sana. Gak sedikit lembaga yang mempekerjakan alumnusnya untuk mengajar di lembaga itu, bahkan ada yang membuat lembaganya sendiri dan membuka kesempatan pekerjaan baru untuk yang lain.

Tidak hanya menjadi tutor dari sebuah lembaga kursus, banyak di antaranya juga membuka bisnis-bisnis kecil yang dapat mendatangkan prospek lumayan di sana. Bisa dibayangkan, orang-orang dari berbagai daerah dan berbagai kalangan datang ke sana untuk belajar, dan kebutuhan manusia tidak pernah ada batasnya, maka dari situlah lapangan pekerjaan baru bisa diciptakan.

Dari mulai menyediakan jasa kos-an, warung makan, sampe rental sepeda atau motor, semua bisa diduitin di sini. Dan kadang, orang-orang suka memonopoli pasar. Kemarin aja aku foto copy selembar 500 perak masak. Gila, selembar foto kopian coy. Nyesel banget dah foto copy di situ. Mahal banget, coy. Aturan kan paling mahal paling berapa sih, 200 peraklah. Iya kalo foto copy-nya selembar doang, kalo sampe berlembar-lembar, bangkrut juga lama-lama. Tapi itulah, orang-orang kadang suka kelewatan kreatif.

Karena seorang teman pernah bilang, “Menganggur itu bukan karena keadaan, tapi karena diri kita sendiri yang mau menganggur.” Gak perlulah kita minta-minta terus sama pemerintah, menuntut untuk begini-begitu, tapi dari diri kita sendiri gak mau berubah dan berusaha, semuanya hanya akan menjadi omong kosong dan sia-sia. 

Oke, sekian dan terim kasih.

Ciluk daah..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-jenis Mahasiswa Saat Dalam Kelas

Semester Rawan Kecelakaan

Zaman Sial