Mari Berpesta, Wahai Pemuda Bangsa!

Halo.. halo.. teman-teman. Apa kabs, nih? Semoga baik-baik dan dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa selalu, ya.

Heyoo para pemuda, nggak lupa dong kalau besok, 17 April 2019 adalah pesta demokrasi terbesar kita yang hanya terjadi lima tahun sekali. Asli, aku seneng dan antusias banget. Padahal sampai saat ini aku nggak punya formulis A5. Hm... gatau deh besok bisa nyoblos atau tidak, sedangkan posisi sekarang aku sedang tidak di kampung halaman. Hm..
Mari salurkan suaramu pada tempat dan waktu yang tepat. 

Jadi gini. Awalnya aku juga malas buat nyoblos, tidak mau ikut-ikut perihal pemilu yang dipenuhi dengan kampanye-kampanye nggak jelas, banyak black campaign, fitnah di mana-mana, dan hoax bertebaran kayak sampah. Jadi males, kan. Kredibilitas kedua calon jadi kayak diburamkan oleh berbagai isu yang nggak jelas.

Nah, sebenernya dari jauh-jauh hari KPU juga sudah menyediakan banyak cara bagi perantau, khususnya mahasiswa, untuk tetap bisa menggunakan hak suaranya di tempat rantau. Kemarin di kampusku juga ada tim-tim khusus untuk mengurusi keberpindahan tempat memillih. Tapi aku bodo amat. Males. Hati masih tertutup. Pengen golput aja.

Banyak juga temenku yang berpikiran begini, halah.. masih banyak kok yang memilih, diwakilkan kemereka aja. Lagian suaraku cuma satu orang, nggak ngefek apa-apa. Atau ada yang begini, mau siapa kek presidennya, nggak ngaruh banyak sama hidup aku. Oh oke, aku juga sempat berpikiran serupa.

Tapi.. makin ke sini-sini kok aku merasa “eman” gitu, ya, untuk tidak memilih. Iya maksudku, hak suara ini milikku, dan aku memiliki kesempatan ini hanya lima tahun sekali. Okelah, ini hanya satu suara, tapi kita nggak tahukan betapa berharganya suara itu. Kalau misal setiap orang berpikiran hal serupa, memang perorangan, yang bersuara hanya satu orang  tapi kalau banyak, suara kita juga akan terdengar keras, bukan? Ngerti, nggak? Kalau suara satu orang terdengar seperti bisikan, kalau banyak suara kan bisa terdengar seperti teriakan juga. Apasih. Perumpamaanya nggak jelas, ya. Oke, mari melihat contoh sampah sedotan misalnya, emang cuma buang sedotan, tapi yang buang banyak, sama aja, kan. Jadi banyak juga. Bikin saluran air mampet jugs. Ya begitulah kira-kira.

Dan perihal, gak akan ngaruh banyak buat hidupku. Hey, jangan terlalu pesimis, dong. Kepesimisan hanya akan menutup mata kita pada hal-hal yang sangat nyata ada di depan kita. Di luar keberpihakan para pihak manapun, tapi yang sedang kita nikmati, dalam dunia pendidikan misalnya, banyak campur tangan pemerintah di situ, pemerintah yang terpilih. Emtah kami menikmatinya stay tidak, itu juga dipengaruhi oleh pilihanmu. 

Kalau kamu menyempatkan waktu untuk memilih, maka setidaknya di masa mendatang kamu punya hak untuk berkomentar tentang kinerja orang yang kamu pilih. Kalau kamu bahkan malas untuk peduli, maka kalau kedepannya ada hal yang tidak cocok denganmu, maka diam saja. 

Ke sini-ke sini, aku hanya “eman” dengan suaraku, dan suara teman-temanku yang terlanjur malas memilih. Pikirku gini, kalau aku tidak bisa berkontribusi banyak untuk negeri ini, ya kenapa tidak aku salurkan hak suaraku yang hanya bisa aku pergunakan dalam waktu Lima tahun sekali itu pada tempat yang seharusnya.

Untungnya, aku bersyukur, Allah masih membukakan hatiku di waktu yang belum terlambat. Haha..
Kiriman kayak ini, nih, yang bikin aku merasa masih ada harapan.
Sebenarnya besok aku juga masih belum tahu bisa nyoblos atau tidak, tapi aku akan berusaha. Apapunlah. Nanti tak omongi sama panitia TPS terdekatlah, sikat aja, yang penting niatnya baik. Maafkan rakyat jelata ini yang baru sadar betapa pentingnya pemilihan ini. Semoga masih bisa memilih. Dengar-dengar sih bisa. Semoga beneran.

Dan alhamdulillah, aku sudah menetapkan satu pilihan. Ssttt.. stay luberjurdil, gengs. Semoga suaraku bisa tersalurkan dengan baik lah besok.
Banyak hoax yang bikini makes, kan.
Tapi apapun yang terjadi, semoga siapapun yang menduduki kursi pemerintahan selama beberapa tahun ke depan ini bisa menjadi pemimpin yang amanah, membawa Indonesia menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Amiiin..

Oke, mungkin segitu dulu. Semoga hatinya yang masih tertutup, atau yang masih merasa malas dan bodo amat untuk menyuarakan hak suaranya, bisa secepatnya dibukakan hatinya. Masih ada waktu, bos. Besok datang ke TPS bareng-bareng. Baca shalawat sebelum nyoblos.

Terima kasih dan semoga bermanfaat. Salam Pemuda. Baii.. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-jenis Mahasiswa Saat Dalam Kelas

Semester Rawan Kecelakaan

Zaman Sial