Madura : Tanah Para Perantau

Heyoo what’s up, gengs. Balik lagi sama gue Komo jajan SD dalam acara GAPERNAH PUTUS. *Apasih. Pembukaan yang ga jelas. Abaikan.

Anyway, lama tak bersua neh. Semoga bahagia selalu, ya. Amiin.

Ah, kali ini aku mau bahas, sesuai judul, Maduraaa. Aku gak tau apa yang terlintas pertama kali di benak kalian saat mendengar kata Madura. Entah itu garam, panas, asin, gersang, sate, atau apapun yang bisa jadi ngingetin kalian sama mantan kalian yang dari Madura. Hayoo loh..
Senja di depan rumah gue lumayan, kan! Heheh..

 Kalo di TV-TV, orang Madura pasti digambarkan dengan bapak-bapak berkumis tebal yang lagi jual sate dengan logat medok Madura, “Te.. Sate..Te.. Sate..”. Terus ada cewek cakep dateng mau beli sate, tapi mukanya kaku. Terus pas bapaknya lagi bikin sate, eh tiba-tiba dia ketawa HIHIHI, terus punggungnya lubang, kakinya gak napak, giginya bertaring, terus dia bertanduk, rambutnya kribo, tumbuh ekor, garuk-garuk, terus..


Sebagai anak Madura, aku bangga sih jadi orang Madura. Terlepas dari apapun yang digambarkan orang tentang Madura.

Selama aku melakukan beberapa perjalanan ke beberapa tempat, setiap orang yang aku temui pasti amazed pas aku bilang aku dari Madura, asli Madura. Selanjutnya mereka akan bercerita tentang segala sesuatu yang mereka ketahui tentang Madura. Tentang makanan khas Madura yang mereka ketahui, beberapa tempat yang familiar, kenalan mereka yang dari Madura, hingga pendapat mereka tentang karakter orang-orangnya Madura yang katanya pemberani, pekerja keras, perantau, sangar, solidaritasnya tinggi, apa adanya, suka asin, carok, dan lain-lainnya. Huahaha.. gilee..
Kuy, lah!
Orang Madura emang selalu dikenal dan diidentikkan dengan banyak hal. Baik dari makanan, kontur geografisnya, sejarah, sampe karakter orang-orangnya, termasuk yang aku sebutin tadi. Tentunya tidak hanya positive side-nya aja, negative side-nya juga pasti ada lah yang melekat di mindset orang-orang. Itu normal, sih. Setiap hal pasti ada positif dan negatifnya, bukan? Tapi bukan itu yang mau aku bahas sekarang.

Pernah suatu ketika seorang ibu-ibu yang pernah aku temui di angkot mengajak aku ngobrol. Berawal dari pertanyaan standar, “Dari mana, dek?” Dan pembahasan mulai memanjang setelah mendengar kalau aku berasal dari Madura. Lalu merembet pada pembahasan tentang orang Madura kebanyakan. “Orang Madura itu ada di mana-mana, ya. Saya punya teman orang Madura yang sekarang ada di Australi, ada yang di Hong Kong juga!” kata ibu itu.

Aku cuma diem, dengerin, senyum sedikit, dan sedikit mengiyakan. Lalu ibu itu melanjutkan pembicaraan yang mengebu-gebu tentang orang Madura. Terus Pak supir angkotnya ikutan nimbrung. Ikut menceritakan pengalaman dan pengetahuannya tentang orang Madura yang diaketahuinya. Tentang temannya orang Madura yang ada di Kalimantan, Sumatera, Malaysia, dan beberapa tempat lainnya yang disebutkan tapi aku lupa.” Orang Madura itu ada di mana-mana ya, mbak”. Aku jawab seadanya. Lalu diem, dengerin, kalo ada yang lucu ikutan tertawa, kalo gak lucu senyumin aja, kalo mereka butuh pengakuan atau persetujuan aku cuma mengiyakan dan menjawab seperlunya. Aku gak banyak bertingkah, kerena aku tau di situ akulah objek yang dibicarakan, heheh..
Emang sih, orang Madura emang dikenal juga sebagai orang-orang yang suka merantau. Kemanapun. Bukan karena Madura gak cukup baik untuk jadi tempat tinggal, tapi aku rasa banyak orang Madura merantau karena ingin memperbaiki taraf hidup mereka. Kebanyakan mereka yang merantau ke luar pulau atau bahkan ke luar negeri adalah untuk bekerja, untuk memperbaiki kehidupan di kampung halaman yang ‘gitu-gitu aja’. Yah, you know lah, Madura hanya pulau kecil, untuk penghidupan yang lebih baik, memang adalakalanya kita melakukan mobilisasi ke luar pulau. Untuk menambah pengalaman dan pengamalan pula. Yegak? Kalau aku salah benerin, yah. Kolom komentar terbuka lebaaar.. Hehe..

Tapi aku pikir, bukan cuma orang Madura yang suka merantau. Banyak  orang-orang dari suku lainnya yang juga suka merantau, cuma memang orang Madura itu ada di mana-mana. Coba aja sebutin tempat yang gak ada orang Maduranya. Susah, kan! Haha.. Jadi, ya pantas saja sih orang-orang mengenal kami dengan ‘Perantau’.

Tapi, over all, aku bangga jadi orang Madura, no matter what. Aku bangga karena bagiku Madura adalah tempat yang paling cocok untuk tumbuh sebagai petualang. Kenapa gitu? Madura kan sempit? Karena Madura yang --walaupun di sini gak ada gunung untuk didaki atau samudera untuk disebrangi, tapi kami punya bukit-bukit yang cukup untuk dijelajahi, lautan luas untuk diarungi, dan ada banyak kearifan lokal yang bisa kami pelajari dan teladani. Tapi ada Dan justru dengan segala keterbatasan yang ada di sini, di tanah Madura, kami bisa lebih struggle dan survive untuk keep alive. Makanya jiwa-jiwa Madura selalu diidentikkan dengan jiwa seorang pekerja keras dan pantang menyerah. Jiwa Madura, Fearless! Joss..
Hahaha..

Dulu temenku pernah bilang, katanya ustadznya pernah bilang gini sama dia, ”Kalau mau belajar ilmu, datanglah ke Pulau Jawa. Kalau mau belajar tentang akhlaq, datanglah ke Pulau Madura”. Beh.. langsung dah. Tapi ada juga yang cerita tentang orang Madura dengan konteks  yang kurang enak. Ya biasa lah. Aku rasa, tiap ras, suku, bangsa, negara, bahkan setiap individu pasti punya positive and negative side. Cuma mana yang lebih dominan, itu yang akan orang inget tentang kita. BUkan, begitu? Jadi, mau dikenal sebagai orang yang bagaimana kita, it depends on you, brah. Huhuh..

Ni sawah karam depan rumah nih. Mayan lah. :)
Jadi.. ada yang mau main ke Madura gak neh.. sini ke rumah gue aja. Pintu rumah gue terbuka lebar buat siapa aja, karena emang gak ada pintunya. Bahaha.. mayan buat bantuin ngangkut ikan.

Oiya, untuk masalah tempat wisata di sini kalian jangan khawatir lah. Buanyak banget di sini, mah. Apalagi wisata Baharinya. Behh.. mantaplah. Tar gue bahas di postingan yang selanjutnya dari selanjutnya. Heheh..

Oke sekian dulu, yaw. Semoga bermanfaat and keep respect and unity. Baiii... 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-jenis Mahasiswa Saat Dalam Kelas

Semester Rawan Kecelakaan

Zaman Sial