KOAR-KOAR BACKPACKER GEMBEL
Aloha Musafir..
Oke, kali ini mari kita review buku lagi.
Buku yang akan aku review kali ini berjudul seperti judul
di atas, Koar-Koar Backpacker Gembel. Penulisnya tentu saja adalah seorang gembel
yang doyan traveling dengan ber-backpacker. Namanya, Mochamad Takdis (temui dia
di @takdos), orang kelahiran Bandung yang kena DO gara-gara kegemarannya bolos
kuliah dan memilih ngegembel di jalan buat nyari kitab suci. *Apasih. Ampun ya,
Bang. Hehe..
Buku ini terbit udah agak lama, sih.
Sekitar tahun 2013an. Tapi sampai saat ini bukunya masih asik dibaca, kok. Menurutku
buku ini kurang ajar banget, sih. Baru baca sinopsisnya aja aku udah dibikin
ngakak so hard, habis baca keseluruhan bukunya aku malah jadi makin pengen
keliling dunia so hard. Tentunya dengan ngikutin konsep gembelnya dia. Tidur di
manapun yang penting merem, makan apapun yang penting kenyang, naik apapun yang
penting nyampe. Just it. Haha..
Oke, langsung ke bukunya aja,
yah.
Dalam buku ini, si penulis
menceritakan beberapa pengalamannya menjelajahi beberapa tempat di Indonesia
bahkan di luar negeri -yang tentu saja dengan nge-backpack dan budget minimalis.
Pengalaman yang diceritakan dalam buku ini asik banget, sih. Penulis
menceritakan pengalamannya dengan gayanya sendiri yang kocak abis. Kadang
ngalur ngidul kemana-mana sampe ngakak sendiri. Tapi yang aku suka, di akhir
cerita setiap chapter selalu ada kata-kata kerennya. Jadi pengen lanjut baca
terus, deh. Sampe akhir. Dan senengnya lagi, cerita-cerita dalam buku ini juga
disertai dengan dokumentasi pribadi dari penulis. Epik, dah.
Nah, cerita-cerita dalam buku ini di awali dengan pengalamannya melakukan solo backpacking ke Thailand dan ketemu dua bule Jerman di sana. Cerita gilanya terus berlanjut sampai mereka menemukan hal luuaaar binasaaa di tempat yang namanya Pink Lady dan ketemu sama Lady Boy-Lady Boy asoy. Gila, jangan dilanjut deh cerita yang ini. Mending baca sendiri deh.
Dalam buku tersebut, penulis juga
menceritakan pengalamannya yang beradu thai
boxing di Phi Phi Island dengan bule asal Rusia yang perawakannya kayak
babon. Kira-kira dia bisa menang nggak, ya? Haha.. Untungnya di Phi Phi Island
itu dia dateng sama pacarnya. ( Tapi sekarang kayaknya udah end, deh.
Ups..Peace, Bang. Hehe..). Diceritakan juga bahwa dalam perjalanan-perjalanan
itu tak jarang juga dia menggunakan bahasa tarzan untuk berkomunikasi dengan
warga-warga lokal. “Trang dung dang cess”. Paraah..
Cerita lain dalam buku ini adalah
tentang perjalanannya ke museum pembantaian Pol Pot di Kamboja, Cu Chi Tunnels-nya
yang identik dengan peristiwa Vietcong di Vietnam, hingga beberapa tempat
‘terlarang’ yang terkenal dengan sex
tourism. Kalian pengen? Penasaran? Baca aja bukunya.
Setelah itu, cerita di buku ini berlanjut ke beberapa pengalaman si penulis menjelajahi beberapa tempat di Indonesia yang tentunya lebih keren, dong. Dia bercerita pengalamannya pas kayang di pasar terapung Banjarmasin, rafting pake bambu di Loksado, belajar jadi penculik di Desa Sade, sampai akhirnya dia tersihir dengan keindahan negeri Indonesia dari atas Gunung Tambora.
Buku ini emang rada gila sih.
Tapi buku ini akan memberikan kalian pandangan baru tentang sebuah perjalanan
dan tempat wisata. Dan.. pasti akan membuat kalian ngidam buat melangkahkan kaki
dan meraih banyak petualangan di luar sana.
Di akhir cerita, penulis
menutupnya dengan sebuah cerita yang berjudul ‘Harus Berani Traveling Sendiri !’.
Itu jadi motivasi banget sih buat aku nyoba ber-solo traveling. Yah walaupun
aku cewek, pasti ada banyak hal yang dikhawatirkan, tapi “Lantas gue berpikir,
kalo gue takut, gue gak akan pernah jalan dong? Toh, keapesan bisa terjadi di
mana saja.” –kutipan dalam buku ini.
Kalau masalah budget sih aku rasa itu
bukan masalah besar sih selama kalian benar-benar ada keinginan untuk pergi
menemukan sesuatu di luar sana. Bisa jadi kalian akan menemukan sesuatu yang
lebih dari yang kalian cari. So, tunggu apalagi? Pergi sana, nyari jodoh kek.
Wkwk..
“Traveling sendiri bukan hanya
tentang perjalanan, lebih dari itu, menjadi solo traveling adalah mempelajari
diri kita sendiri.” –Mochamad Takdis.
Oke, mungkin sekian isi bukunya.
Semoga bermanfaat.
Ciluk daaah..
Komentar
Posting Komentar
Katakan sesuatu !